Dec 24, 2014

Begitu Populer? Apa Yang Terjadi Kemudian?

Entah mengapa, ketika begitu lama saya tidak merasakan sepiring mie instan, yang terjadi dalam angan-angan saya adalah, jika saat ini mie tersebut ada di depan mata saya, maka itu pasti adalah hidangan teristimewa dan menu paling spesial.

Saya kembali teringat dengan pelajaran dari seorang guru kesenian saya (Alm. Bapak Gatot Sutrisno), yang pada saat itu menanyakan satu pertanyaan sederhana kepada kami. Sebuah pertanyaan simple, namun dari 44 orang siswa, tidak ada satupun jawabannya yang benar atau paling tidak mendekati logika.
Pertanyaan tersebut adalah:
"Mengapa SATE itu enak?"

Kasus lain, ketika pertama kali sebuah brand yang bernama  KFC itu pertama kali masuk dalam kota dimana tempat kita tinggal, tidak sedikit orang yang mendengar kabar tersebut kemudian membuat sebuah rencana yang diselipkan diantara rencana weekend mereka.

"Lalu dimana masalahnya?"

Itu bukanlah suatu masalah sebenarnya. Sejak kita tahu bahwa setiap jam, setiap hari dan setiap minggu, manusia baru terlahir dan mengalami peningkatan jumlah. Kita tidak perlu sama sekali mengkhawatirkan tentang berkurangnya calon prospek atau konsumen kita. Namun disisi lain ketika apa yang kita kerjakan sekarang sangatlah prespektif dan valuable, maka tidak bisa dipungkiri jika pertumbuhan kompetitor itu juga seperti garis linier yang berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk. Anda pasti sudah sangat menyadari hal ini.

Maka ketika, anda mendatangi sebuah seminar marketing, dimana disana digaung-gaungkan tentang smart innovation, fresh idea dan lain-lain, maka untuk apa semua itu, jika naluri anda sudah memperingatkan anda tentang itu semua? Lalu apakah itu semua omong kosong? Bagaimana menurut anda?

Jika saya pernah mengatakan bahwa Marketing itu hanyalah sebuah aktivitas responsif, maka sudah sewajarnya memang begitu adanya. Anda tidak pernah menyadari, ketika secara tidak sengaja anda sedang pergi ke sebuah kedai kopi untuk sekedar berbincang dengan seorang teman anda. Dalam perbincangan tersebut anda membicarakan tentang sesuatu bisnis yang teramat populer saat ini. Maka bisa jadi bahwa besok atau minggu depan, kawan anda sudah mendahului rencana anda itu.

Satu bulan kemudian, rencana anda benar-benar seperti meledak, membumi di tengah masyarakat sehingga jarang sekali orang yang tidak mengenal peluang bisnis yang mungkin secara tidak serius anda pikirkan saat anda cuma sekedar minum kopi di sebuah kedai.  Maka jika hari ini, ada 1000 orang yang menjadikan peluang anda tersebut sebagai sumber peluang mereka juga, itu sudah menjadi hal biasa.

Yang pasti bisa saya katakan adalah, sebenarnya anda tengah menjalani sebuah survey pribadi dari ide anda sendiri dan dari proyek anda sendiri. Hebatnya lagi, semua itu anda dapatkan secara gratis. Ketika anda merasa bahwa ide anda sangat cemerlang karena banyak ditiru oleh orang lain, sebenarnya itu hanyalah sebuah nilai ekonomis dari ide yang menjadi produk pikiran anda itu. Nilai ekonomis yang mengalami penyusutan seiring dengan berjalannya waktu.

Pada akhirnya, anda telah mencapai sebuah titik klimaks dan kemudian kondisi itu sekarang menyerupai sebuah jarum jam yang sedang berputar kebawah. Dan diluar sana, anda mulai melihat bagaimana respon orang-orang ketika pertama kali sangat antusias dengan ide anda, lalu saat ini mereka mengangapnya biasa. Itu bukanlah sesuatu yang seharusnya mengherankan bagi anda.

Jadi, point yang ingin kita dapat dari pembicaraan ini adalah:

1. Seseorang bisa mengatakan itu baru atau nikmat atau langka barangkali, disebabkan bukan karena sesuatu itu benar-benar baru. Melainkan karena orang jarang atau kurang tahu mengenai hal itu.

2. Ketika anda mulai berikir bahwa sesuatu tersebut adalah sesuatu yang akan mempunyai peluang besar menjadi populer, maka orang lain akan dengan mudah dan cepat mengenalnya juga.

3. Anda terkadang tidak perlu bersusah payah dalam mengenali, mengidentifikasi dan menjalankan sesuatu yang sangat mudah populer ini, dan hal itu adalah buruk.

4. Populer adalah klimaks dari segala hal yang akan menjadi titik balik. Jika anda memulai sesuatu yang sudah sangat populer itu sekarang, maka anda perlu mencermati kembali tentang rencana anda.

5. Bosan adalah natural instuisi dari setiap orang. Dan bosan adalah satu-satunya hal yang menjadi kontradiksi dari kepopuleran. Sejak anda menyadari bahwa setiap orang mempunyai rasa ini, maka tentunya anda tidak bisa berdiri dengan bangga tentang kepopuleran anda saat ini.

Apakah anda sependapat dengan saya?