"Mendengar" adalah Sebuah Kebutuhan yang Tak Terkatakan.Ini benar-benar menarik perhatian saya. Apakah anda pernah menyadari, tentang apa yang dilakukan oleh seorang penyanyi?
Mendengar bisa menjadi suatu aktivitas yang mebutuhkan biaya. Seseorang mungkin rela membayar sangat mahal untuk memenuhi kebutuhan yang satu ini. Bahkan pada suatu konser, terkadang nyawapun mejadi taruhannya.
Beberapa label musik menyadari ini dan menjadikan itu sebagai sebuah prospek bisnis yang mempunyai masa depan. Dan mereka memang benar. Masyarakat tidak pernah bosan untuk mendengarkan musik.
Sebelum anda berfikir tentang strategi marketing yang akan anda gunakan, anda mungkin tidak benar-benar mengetahui, apa yang benar-benar dibutuhkan orang. Anda hanya terobsesi dengan sebuah ide yang menurut anda cemerlang dan pasti akan menjadi populer. Anda terhanyut dalam angan-angan anda sendiri bahwa anda akan menjadi orang sukses dalam waktu dekat.
Saya kembali teringat pada masa-masa kecil dulu. Ketika guru saya bertanya pada setiap muridnya tentang cita-cita kami pada saat itu. Sungguh suatu cita-cita yang semuanya mulia dan baik tentunya. Namun ketika saya dan kawan-kawan lama kembali bertemu dalam sebuah reuni, bisa saya pastikan hanya 2 persen dari mereka terwujud cita-citanya.
Berkaitan dengan hal diatas, mungkin bagi seorang marketing akan sangat haram mempunyai cita-cita. Seorang marketer hanya menjual apa yang benar-benar dibutuhkan orang, bukan hanya terobsesi dengan apa yang ingin dijualnya. Itu akan sangat efisien. Maka apabila seorang marketer itu haruslah responsif, maka memang begitulah sewajarnya.
Orang tidak harus mengatakan apa yang benar-benar dibutuhkannya. Namun yang pasti setiap orang mempunyai ekspresi ketika mereka mencoba suatu produk. Suatu ketertarikan, sebuah minat dan kemudian menjadikan rasa suka. Maka jika anda mulai menyadari hal yang sangat sederhana ini, mungkin anda telah siap menjadi seorang marketer.
"Berfikirlah untuk mengetahui apa yang orang butuhkan, baru kemudian menentukan strategi untuk menggapai mereka"